Wednesday 28 September 2011

Rahsia Musibah


Kata musibah seringkali diulang dalam Al Qur’an untuk makna peristiwa atau bencana yang menimpa. Dan Allah tegaskan bahwa itu terjadi kerana izinNya. Ini menunjukkan bahawa di atas segala kekuatan ada kekuatan Allah. Bahawa manusia di alam ini hanya makhluk yang lemah, maka tidak sepatutunya merasa diri berkuasa. Lalu bertindak mengikut nafsunya. Lebih jauh, setiap musibah yang menimpa juga memperlihatkan bahawa alam ini di bawah urusan Allah. Sebab Dialah memang Pemiliknya. Maka tidak pantas manusia di muka bumi ini mengabaikanNya.

Namun kenyataan sejarah selalu dipenuhi contoh-contoh manusia yang membangkang. Manusia yang berani melawan Allah. Manusia yang merasa tidak patuh kepada tuntunanNya. Sehingga wahyu yang Allah turunkan dianggap tidak penting. Bahkan tidak sedikit manusia yang meragukan Al-Qur’an dan sunnah RasulNya. Akibatnya berbagai perilaku manusia semakin jauh dari apa yang Allah inginkan. Perzinaan di mana-mana dianggap biasa, padahal Allah melarangnya. Harta haram dibanggakan, padahal itu harta yang paling Allah benci. Kezaliman di mana-mana terjadi, padahal Allah mengharamkan atas diri-Nya kezaliman dan lain sebaginya.

Ini semua tentu dimurkai oleh Allah. Dan dalam Al-Qur’an, misalnya surah Al-Fajr, Allah menjelaskan bahwa turunnya azab sebenarnya bukan semata fenomena alam – seperti yang banyak difahami manusia modern – melainkan ada sebab yang diperbuat oleh manusia sendiri. Itulah kisah azab yang menimpa kaum Aad, kaum Tsamud dan kaum Fir’un.

Dari sini kita belajar bahwa bencana tetap di luar kemampuan manusia, kerana Allah langsung yang mengendalikannya. Dan manusia tidak punya pilihan –apapun upaya yang dilakukan – kecuali hanya tunduk dan patuh kapada Allah sepenuh hati dan semaksimum kemampuan. Jangan ulangi kembali dosa-dosa yang membuat Allah murka. Jauhi segala apa yang Allah haramkan. Ingat Allah mempunyai tujuan dan aturan. Maka sebagai makhluk, manusia harus tahu diri. Jangan menganggap dirinya sama dengan Allah. Lalu merasa independen dan menganggap dirinya mampu bertahan hidup tanpa Allah. Segeralah bertaubat, selamatkan kemanusiaan. Hindari mengagungkan kepentingan peribadi di atas kepentingan umum. Kerana seringkalai kezaliman terjadi kerana nafsu mendahulukan kepentingan peribadi. Ingat bahwa semakin banyak kezaliman pasti akan semakin banyak kerosakan di muka bumi. Dan semakin banyak kerosakan, kemaksiatan dan dosa-dosa pasti akan semakin mempercepat turunnya azab Allah swt.

Renungkan ayat berikut (dalam surah Al-Fajr 6-13) Allah menegaskan setelah menyebutkan tiga contoh kaum yang pernah maju dari segi peradaban dunia iaitu: kaum Aad, Tsamud dan Fir’un: Allah berfirman: “Alladziina thagahaw fil bilaad, faaktsaruu fiihal fasaad, fashaabba alaihim rabbuka sawtha adzaab (mereka telah berbuat kerosakan di negeri mereka, maka menyebarlah kerosakan di negeri tersebut, lalu Allah timpakan azab yang pedih ke atas mereka).”

Memang tidak semua musibah menimpa orang-orang yang lalai. Ada juga contoh-contoh orang baik yang mendapat musibah. Berdasarkan ini tidak semua musibah yang menimpa harus kita fahami sebagai azab. Setidaknya ada tiga makna di sebalik setiap musibah yang menimpa manusia: Pertama, bila musibah itu menimpa sekelompok manusia yang semuanya kafir itu adalah azab, seperti yang Allah timpakan atas kaum Adz, Tsamud dan Fir’un. Kedua, bila ia menimpa sekelompok manusia yang beriman, sebahagiannya patuh sementara sebahagian yang lain berdosa, itu adalah peringatan, agar tidak dilanjutkan dosa-dosa tersebut. Ketiga, bila ia menimpa sekelompok kaum yang soleh, ujian itu untuk mencuci dosa-dosanya serta menaikkan darjatnya di dunia dan di syurga. Kerananya Allah berfirman: “Wabasysyirish shaabiriin (dan berilah khabar gembira bagi mereka yang sabar).” Maksudnya bahawa syarat untuk lulus dari setiap musibah adalah sabar: sabar mentaati Allah, sabar menjauhi kemaksiatan dan sabar menjalani ujianNya.

Semoga segala musibah yang menimpa kita semakin menguatkan hakikat kesabaran dalam jiwa. Dan membuat kita semakin dekat kepada Allah secara jujur dan di mana pun kita berada, bukan sekadar ingat di saat musibah menimpa. Wallahua'lam.

2 Yorum var:

Unknown said...

SALAM,
IA ADALAH UJIAN ! REDHA MENERIMANYA

Unknown said...

SALAM,
TKASIH ATAS TAZKIRAH INI

Related Posts with Thumbnails